SOUTHAMPTON - Titanic tenggelam 100 tahun
lalu. Berbagai perayaan dilakukan untuk memperingati pelayaran kapal
pesiar yang dianggap terbesar di masanya. Tetapi yang patut menjadi
perhatian saat ini adalah laut masih belum aman.
RMS Titanic berlayar meninggalkan Southampton, Inggris, dengan tujuan New York City, Amerika Serikat (AS), yang dilakukan pertama kali pada 10 April 1912. Dalam perjalanannya, kapal dengan sepanjang 269 meter dan lebar 28 meter, melintasi Samudera Atlantik.
Malapetaka terjadi pada 15 April 1912, saat kapal pesiar
berbobot mati 46.328 ton ini menabrak sebuah gunung es di Samudera
Atlantik. Sisi kanan kapal menimbulkan lubang di bagian bawahnya. Lubang
ini ternyata berakibat fatal, karena menyebabkan lima kompartemen kedap
air mengalami kebocoran.
Kondisi kapal yang saat itu mampu membawa 2.435 penumpang dan
892 awak ternyata makin parah karena lima kompartemen dipenuhi dengan
air. Dengan empat kompartemen kedap air saja yang bocor, Titanic
dipastikan tidak akan selamat.
Bocornya lima kompartemen kedap air ini memupus harapan kapal akan selamat.
Setelah dua jam empat puluh menit Titanic menabrak gunung es, posisi kapal milik White Star Line itu berada dengan posisi dek depan berada di bawah air. Bagian haluan pun berada di bagian atas dengan memperlihatkan baling-balingnya yang besar.
Setelah dua jam empat puluh menit Titanic menabrak gunung es, posisi kapal milik White Star Line itu berada dengan posisi dek depan berada di bawah air. Bagian haluan pun berada di bagian atas dengan memperlihatkan baling-balingnya yang besar.
Selang beberapa lama kemudian kapal pun terbelah menjadi dua
antara cerobong ketiga dan keempat akibat tekanan. Tepat pada pukul
14.20 waktu setempat, kapal tenggelam dan terpisah dari haluan.
Malapateka pun menimpa penumpang. Sebagian besar mereka yang
tercebur ke air dihadapkan pada suhu minus 2 derajat celsius. Hampir
semua penumpang dan awak kapal tewas karena menderita hipotermia atau
tenggelam, bahkan tertimpa bagian haluan yang jatuh saat kapal patah
terbelah dua.
20 kapal sekoci yang disediakan tidak mampu secara optimal
menyelamatkan penumpang. Alhasil, sebanyak 1.514 jiwa kehilangan
nyawanya akibat kapal raksasa nahas tersebut.
Kini, ada berbagai peringatan 100 tahun tenggelamnya Titanic.
Salah satunya dilakukan oleh MS Balmoral yang berlayar mengikuti jalar
pelayaran kapal pesiar legendaris itu. Balmoral juga berangkat dari
Southampton, dengan membawa 1.309 penumpang. Di antara penumpang
terdapat keluarga dari korban tenggelamnya Titanic.
Mereka melakukan napas tilas guna merasakan jalur dari
pelayaran kapal ini. Philip Littlejohn, cucu dari korban selamat dari
insiden kecelakaan itu Alexander James Littlejohn, yakin kakeknya akan
bangga melihat peringatan ini.
"Saya yakin, kakek saya yang seorang kelasi RMS Titanic, akan
bangga melihat sejarahnya dibagi bersama penumpang lain dalam pelayaran
ini," ujar Philip seperti dikutip Daily Mail, Selasa (10/3/2012). Namun pelayarannya tersebut sempat tertunda selama dua jam karena gelombang tinggi di laut.
Semeriah apapun peringatan yang dilakukan untuk pelayaran
Titanic ini, satu hal yang patut menjadi perhatian bahwa perjalanan laut
masih belum aman, setelah tenggelamnya kapal yang dikapteni oleh Edward
Smith tersebut.
Saat ini, kapal pesiar pada umumnya memiliki ukuran yang lebih
besar dari Titanic. Namun, meskipun dilengkapi dengan teknologi navigasi
yang canggih, bahaya perjalanan laut masih tetap menghantui.
Contoh, 31 Januari lalu, kapal pesiar mewah Costa Concordia
karam di perairan Italia. Peristiwa itu menyebabkan 31 penumpangnya
tewas. Insiden Costa, menimbulkan pertanyaan apakah tuntutan keselamatan
tidak kalah cepat dengan diciptakannya kapal pesiar yang megah, mewah
dan berukuran raksasa.
Kecelakaan yang dialami oleh kapal pesiar masa kini juga
menyebabkan penghasilan dari operator kapal pesiar merugi. Operator
Costa Concordia, Carnival dan rivalnya Royal Caribbean Cruises
melaporkan pendapatan mereka menurun tajam akibat kecelakaan.
Assosiasi Pesiar Internasional (CLIA) membela diri mengenai
faktor keselamatan laut saat ini. Menurut mereka, selama 10 tahun
sebelum insiden Costa, hanya 28 orang dilaporkan tewas akibat pelayaran
kapal pesiar. 22 di antaranya adalah awak kapal.
Namun, industri internasional mengharuskan dilakukannya audit
keselamatan dari industri kapal layar ini. Mereka mendesak agar faktor
keamanan selalu ditingkatkan. Semua pihak tentunya tidak ingin insiden
Titanic terulang kembali.
3 komentar:
:D gak kerasa karna gak ngerasain
Wihh gk kerasa ya kisah titanic udah 100 tahu..
Mantab BROW....heheheh
Posting Komentar